Skip to main content

Samudera Kasih Kesucian Wanita






* * *

"Selamat yaa!! Semoga menjadi keluarga sakinah mawaddah wa rahmah,..."

Ucapan para tamu undangan, sebagian karib  kerabat malam itu, malam indah penuh rasa suka cita, di sebuah gedung ternama di kota Magelang, beralaskan permadani yang sangat cantik, lampu-lampu hias yang gemerlapan, harum parfum yang menggelitik hidung, dihadirkaan pula group nasyid ternama dari negri jiran, menambah suasana terasa nyaman dan begitu islami di malam pesta pernikahan kami. Memang tidak banyak orang-orang yang kami undang, tapi malam itu terasa sungguh sangat berkesan di hatiku.
Pesta yang terasa sangat megah bagiku yang hanya seorang gadis desa yang tidak pernah mengecam kehidupan yang syarat akan kemegahan dunia. Ku lihat malam itu Abah dan Ummiku sangat sungguh bahagia, tersenyum bangga akan pernikahan putri satu-satunya ini, ku lihat juga dipojok ruangan sebagian keluargaku yang dapat hadir malam itu tersenyum haru terasa sungguh sangat menyejukkan kalbu. Tapi, dari pihak keluarga mempelai laki-laki, memang tak banyak yang dapat hadir malam itu, karena memang factor jarak yang jauh, juga keluarganya memang sangat sibuk dengan urusan pekerjaan mereka masing-masing. Sehingga tidak semuanya dapat hadir di malam yang sangat bersejarah bagiku dan bagi suamiku, Mas Sofyan.

Ya, Sofyan Kurnia Nugraha!!!
Siapa tak kenal dengan nama itu, seorang pengusaha ternama yang sedang melambung diudara akan keberhasilannya di dunia bisnis. Mas Sofyan yang baru ku kenal 2bulan sebelum dilaksanakannya pesta pernikahanku ini, memanglah sangat baik dan sopan, dan yang paling utama dia berpendidikan dan memang mempunyai akhlak yang terdidik. Bukan seperti kebanyakan orang, walaupun mereka berpendidikan tapi akhlaknya tak terdidik sedikit pun. Dia mempunyai segalanya, harta, tahta, dengan wajah yang begitu memikat, postur tubuh yang jangkung, warna kulit sawo mateng, berkacamata elegant yang cocok sekali dengan bentuk wajahnya, gadis mana pun pasti akan mudah terpikat dengan jasadnya yang bisa dikatakan sangat ideal dan perangainya yang begitu mulia.
Entah darimana dia tahu seorang Qatrun Nada Az-Zakiyah, aku yang hanya seorang putri kyai kecil di sebuah desa kecil kota Magelang, jauh akan kehidupan kota dengan segala kemegahan dunia yang serba ada, aku yang sedang melaksanakan kewajibanku sebagai seorang muslim, menimba ilmu di Universitas Negeri Jogjakarta, dan sewaktu aku tamat dari Aliyah, khatam pula hafalan Al-Qur'anku, itulah anugerah yang begitu besar dari-Nya.
Sore itu, ketika aku kembali dari pondok di jogja dan kuliah pun sedang libur, keluargaku mendapat tamu yang tak dikenal, tetapi, sewaktu ku lihat, tamu itu datang bersama Pak Kyai ku dari Jogja, dan ku kira mungkin itu hanya soan biasa, sampai akhirnya aku dipanggil Abah untuk menemui tamu itu dan Pak kyaiku, dan mereka smua telah berembug mengatakan kalimat setuju untuk perjodohanku dengan tamu itu. Mereka pun bertanya kepadaku apakah aku setuju atau tidak,terpaku seribu bahasa waktu itu,..ku coba tuk memandang Abah,.. ku lihat sinar mata Abah yang begitu jernih, dan terbaca darinya kata-kata yang sangat menginginkanku agar menerima lamaran tamu itu. Tak ada kata yang dapat ku keluarkan, ku pegang erat tangan Ummi,..dan tangannya mengisyaratkan pula agar aku mau menerima lamaran seorang lelaki yang sama sekali tak aku kenal.
Tertunduk ku masih dalam bisu, hati pun masih ragu, dengan menyebut Nama Besar-Nya, aku pun hanya bisa mengangguk tanda setuju.
Seketika itu pula tanpa ku duga, Abah, Ummi, Pak kyaiku dan saudara dari pihak Mas Sofyan langsung berembug tanggal dan hari pernikahan.
Ku hanya diam, tak percaya dengan apa yang sedang terjadi.

Malam yang begitu meriah.
Suasana yang sungguh indah.
Dalam keramaian itu,..
" dek Nada, sungguh cantik sekali adek malam ini,.." bisik mas Sofyan sang suami malam itu. Mendengar kata-katanya ku hanya tersenyum tertunduk malu, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibirku yang berlumur gincu.
Ku rasakan memang Mas Sofyan begitu sangat menyayangiku, walaupun kurasa aku tak pernah ada rasa cinta kepadanya, tapi yang aku rasakan selama ta'aruf memang Mas Sofyan pantas aku sayangi. Cinta dan sayang memang hal yang sangat berbeda.
Cinta keinginan untuk memiliki, sedangkan sayang memang keinginan untuk memberi.

Sebulan, dua bulan,…
Genap sudah 3 bulan usia pernikahanku. Tak ada yang istimewa dalam pernikahan kami ini. Smuanya terasa biasa saja. Bahkan, memang sesuai dengan perjanjian, walaupun kita sudah sah menjadi suami-istri, dalam waktu tiga bulan ini bisa dihitung hanya ada 3kali pertemuan antara aku dan Mas Sofyan, karena pernikahan kita memang hanya dengan alasan untuk menjaga agama Islam dan hafalan Al-Qur'anku. Memang sangat sulit posisiku ini, tapi itulah kenyataannya, aku pun tidak mengerti. Kadang aku pun merasa risih dengan pertanyaan teman-teman dan saudara-saudara ku kenapa pernikahan itu mesti terjadi jika aku dan Mas Sofyan harus berjauhan. Ya, aku tidak tinggal serumah dengan suamiku, Mas Sofyan di Jakarta, sedangkan aku di Jogjakarta. Menanggapi pertanyaan itu, aku hanya bisa menjawab, dengan alasan karena aku harus menyelesaikan dulu kuliahku dan Mas Sofyan pun harus terus di Jakarta karena pekerjaannya.

" ya, Mas,..insyaAllah besok saya datang ke Jakarta,..salam untuk keluarga smua disana,..Alaikumsalam,..!" aku akhiri telfon dari Mas Sofyan malam itu, dia menginginkan aku agar besok bisa datang ke Jakarta karena Mami, ibunya Mas Sofyan akan mengadakan perayaan hari ulang tahunnya yang ke 40 tahun.

Jakarta kota Sejuta Tanya,..
Ya, suasana malam yang sangat ramai sekali,..
Di rumah Megah bak istana Raja, Mami mengundang banyak tamu undangan untuk merayakan acara hari ulang tahun nya itu. Sungguh sangat kaget aku dibuatnya, dengan suasana yang tak pernah aku temukan disekelilingku biasanya,. Dengan iringan musik-musik Barat, minuman-minuman dingin (soft drink) yang tersedia, berbagai macam masakan dan makanan ringan tersedia lengkap, kue ulang tahun tingkat 3 yang begitu besar, lampu-lampu hias yang gemerlapan, orang-orang berdasi dan perempuan-perempuan cantik maybe partner kerja Mami dan Mas Sofyan atau mungkin kenalan-kenalannya, sangat membuat kepalaku pusing terasa, ditambah lagi,.. Malam itu, ku memakai gaun pesta yang Mami berikan, gaun berwarna ungu, warna yang sangat kusukai, dengan hiasan pernak-pernik yang begitu indah, memang sangat indah dan memang pasti sangat mahal harganya, tapi,..dasar memang aku hanyalah gadis desa, yang biasa memakai baju ala kadarnya, terasa sangat tak nyaman ku memakai gaun itu, tubuhku pun serasa ingin berontak untuk segera keluar dari kekangan gaun yang sangat megah itu. Tapi, Senyum indah harus sentiasa terlihat dari bibir kecilku,..

" Owh, jadi ini yah istri nya Sofyan,.Cantik juga yah, tapi sayang,..kok diam saja siih,..ayo doonk dansa bareng-bareng,..Sofyan,..ajak kek istrimu ini dansa,..!!" kata seorang cewe putih jangkung, dengan rambut pirang tergurai sangat indah, dan memang sangat cantik itu berkata kepadaku dengan nada yang mungkin terasa sangat tidak enak didengar, selanjutnya dia menggaet Mas Sofyan untuk berdansa dengannya dan Mas Sofyan melihatku tanda tanya aku mengizinkannya atau tidak,..
Aku hanya mengangguk dan tersenyum kecil tanda memberikan izin kepada suamiku, tapi dalam hatiku yang paling dalam,.. gejolak rasa cemburu terjadi,…
kenapa Mas Sofyan harus berdansa dengan cewe itu?? Kenapa tidak denganku saja istrinya?? Tapi,..denganku??? pasti smua orang akan menertawakanku jika aku berdansa dengan Mas Sofyan, bagaimana tidak??
Seorang Qatrun Nada Az-Zakiyah berdansa???

Sekitar pukul 02.00 pagi, acara berakhir, tamu-tamu pun telah pulang ke rumahnya masing-masing. Segera ku lepas gaun yang sangat menyiksa tubuhku itu, ku ambil wudlu, dan segera ku laksanakan shalat isya yang belum sempat ku dirikan. Ku lihat Mas Sofyan telah terkapar di ranjang maish lengkap dengan pakaian pesta.
"Mmm, kasian Mas Sofyan, terlihat sungguh sangat capek,..!" kataku dalam hati.
Setelah selesai melaksanakan shalat, ku coba melepaskan sepatu yang masih melekat di kaki Mas Sofyan. Mas Sofyan pun tak berkutik sedikitpun,.tapi fikirku saat itu, apakah Mas Sofyan sudah shalat isya atau belum?? Kalau aku bangunkan,..tapi dia terlihat sangat cape,.tidak aku bangunkan,..Allah pasti akan mengazabku,..
" Maaas,..Maaasss,..sudah shalat isya??" tanyaku lembut kepadanya.
Tapi yang ditanya, tak berkutik juga,..
"Maass,..bangun bentaran Mas,..Shalat isya dulu,..!!" kataku lebih dekat ditelinganya,..
Mas Sofyan pun membuka matanya satu persatu,..
"Mmmm, Dek,..jam berapa ya??" katanya dengan suara yang parau
"Sudah jam setengah tiga pagi Maass,..shalat isya dulu yah!!" kataku dibumbui senyum mengembang dibibir.
Mas Sofyan pun yang terlihat malas-malasan segera bangkit untuk wudlu,..
Setelah melaksanakan shalat isya malam itu,..tiba-tiba Mas Sofyan bicara,..
" Dek Nada sayang,..ada hal yang ingin Mas katakan kepada Adek,..tapi harap Adek bisa menanggapinya dengan fikiran yang positive,.." kata-kata Mas Sofyan menggantung, aku diam menunggu dia melanjutkan kata-katanya itu.
" Mas sangat menyayangi Adek, walau pun Mas tahu, kita menikah atas dasar untuk menjaga Agama Islam dan hafalan Al-Qur'an Adek, tapi sungguh Dek,..Mas sangat sayang dan ingin selalu bersama Adek selamanya,.." lanjut Mas Sofyan di keremangan malam itu. Sungguh ku tak mengerti apa pokok dan tujuan dari kata-katanya itu. Ku hanya diam menunnggu kelanjutan kata-katanya.
" Dek,..Mami ingin Mas untuk menikahi Melissa,..anak dari seorang pengusaha perusahaan ternama di Jakarta,  wanita yang tadi ngajak Mas dansa itu Dek,..yang kebetulan ayahnya adalah partner kerja baik Mami,..Mami ingin Mas menikah dengannya karena untuk kelanjutan perusahaan keluarga kita Dek, perusahaan Mami sedang mengalami gulung tikar, dan hanya perusahaan Ayah Melissa lah yang dapat membantu perusahaan Mami,..Ayah Melissa mengatakan dapat membantu perusahaan Mami dengan syarat Mas harus menikahi Melissa,..." kata Mas Sofyan dengan nada yang sangat lemah dan sedih.
" sebenarnya Mas tidak mau menduakan Adek, mas sangat sayang Dek Nada, tapi Dek,..mas bingung,. Antara sayang Mas ke Ade dan patuh kepada orang tua,..harap Adek dapat mengerti,.." lanjut Mas Sofyan dengan pelafalan kata-kata yang terputus-putus.
Hening suasana,..
Tak pernah ku duga dan tak pernah terfikir dalam otakku, kaget ku dibuatnya, diam ku terdiam, sakit ku terasa, sesak hati jadinya, terbakar panas ruh jiwaku, sampai tak terasa mata ini berkaca-kaca dan butiran air mata pun satu persatu mulai berjatuhan membasahi pipiku dan mukena yang masih ku kenakan. Ku masih tertunduk dan diam. Air mataku malah tambah menjadi. Tak ada satu huruf pun yang dapat ku ucapkan. Mas Sofyan mendekatiku dan mendekapku erat, air matanya pun membasahi mukenaku, sungguh baru kali ini ku rasakan hangatnya dekapan suamiku. Selama usia pernikahan kita, memang kesucianku masih terjaga, tak pernah Mas Sofyan menyentuhku, dia sangat menghormati dan menghargaiku, karena memang itu sudah menjadi persetujuan kita sebelumnya..
Adzan Subuh berkumandang,..
Pagi itu, terasa sungguh sangat berbeda. Ya, hari pertama aku berada di keluarga besar Mas Sofyan, karena selama tiga bulan pernikahanku itu, baru kali ini aku dapat berkunjung ke rumah Mas Sofyan, karena biasanya Mas Sofyan dan Mami lah yang berkunjung dan menginap di rumah ku di Magelang.
Mami memang sangat baik, sangat menghargaiku, dan ingin membuatku selalu terlihat bahagia. Teringat kata-kata semalam Mas Sofyan, aku pun tak bisa menyalahkan Mami, keadaan yang telah membuat seperti ini. Dan aku??? Apa yang dapat aku lakukan demi menyelamatkan keeksistensian perusahaan Mami???

" Nadaaaa,..tolong ambilkan kunci mobil di laci kamar Mami sayang,.." teriak Mami dari luar membuyarkan fikiranku pagi itu.
Aku pun segera beranjak ke kamar Mami, dan mengambil kunci mobil tepat di laci kedua disamping ranjang tidur Mami.
" Makasih sayang, maaf yah, Mami harus meninggalkan kamu dulu, ada urusan yang sangat penting sekali, mendadak,..jaga diri baik-baik yah di rumah!! Sofyan pun sudah berangkat duluan, dia bilang maaf karena tidak sempat pamitan ke kamu, dari tadi kan kamu asyik baca Al-Qur'an, jadinya dia gak mau ganggu konsentrasimu,..Mami pergi dulu yaa..Salam sayang…!!" katanya sambil langsung masuk mobil menyalakan mesinnya dan meluncur melaju meninggalkan pelataran rumah yang sangat indah.

Lima hari ku berada di Jakarta, terasa sangat menyenangkan,..Mami yang sangat menyayangiku, begitu pula Mas Sofyan,..
Aku pun kembali ke Jogjakarta melanjutkan kuliah di semester akhirku.
Masalahku dengan suami dan keluarganya untuk sementara harus aku singkirkan terlebih dahulu. Aku tak meninggalkan kata-kata setuju ataupun tidak setuju dengan apa yang terjadi. Aku hanya mengatakan kepada Mas Sofyan agar melakukan yang terbaik menurut kata hatinya dan dapat menjadi kemaslahatan untuk semuanya.
Semoga Tuhan memeberikan jalan terbaik yang dapat kita tempuh bersama, karena Dialah yang menulis scenario kisah hidup seluruh ummat manusia,..kita sebagai hamba-Nya hanya bisa berusaha dan berdo'a.
Semoga smuanya berakhir dengan kebaikan. Dan sekarang yang mesti aku lakukan hanyalah focus dengan skripsiku, karena aku harus bisa mengejar wisuda tahun ini.
Akhir Desember 2007 selesai pula skripsiku, dan Januari awal insyaAllah aku akan melaksanakan Wisuda Sarjana Hukum Universitas Negeri Jogjakarta

" iya Mas, lusa hari wisudaku, moga Mas dapat hadir yaaa,..ajak pula Mami, OK??" akhir kata-kataku di tefon siang itu meminta kesediaan Mas Sofyan dan Mami  datang ke Jogja untuk menghadiri acara wisuda sarjanaku.
Sudah selama kurang lebih 1tahun ini memang aku tidak pernah lagi ke Jakarta, hanya Mami dan Mas Sofyan saja yang datang berkunjung ke Magelang ketika aku libur di kampus, itu pun mungkin hanya menginap sehari dua hari saja dengan alasan pekerjaan. Masalah pernikahan dengan Melissa pun tak pernah ku dengar lagi, aku hanya husnudzon saja mungkin telah ada jalan lain untuk mengatasi kebangkrutan perusahaan Mami.
Aku pun masih tetap seorang gadis suci berstatuskan menikah. Mas Sofyan pun masih sangat menyayangiku, menghargai dan menghormatiku. Perhatian dan kasih sayangnya masih terbaca dan terbukti lewat sms dan telfonnya setiap hari. Lewat kasih sayangnya mengunjungiku dan selalu ada setiap aku membutuhkan bantuannya.Memang jarak dan kesibukan masing-masing telah memisahkan kita. Tapi rasa sayang senantiasa ada dan akan ada selamanya.

Hari kemenangan pun datang,..
Abah dan Ummi telah hadir mendampingiku,..tapi ku masih menunggu seseorang yang sangat ku sayangi,..Mas Sofyan,..
Hari yang sungguh sangat menyenangkan, Abah dan Ummi tersenyum bangga melihat aku maju kedepan menjadi salah seorang mahasiswi teladan di tahun 2007 ini. Mas Sofyan belum datang,. Sebercak kesedihan memenuhi ruang mukaku,..
Setelah acara mendekat selesai, ku lihat seorang laki-laki, berperawakan tinggi mendekatiku,..sungguh sangat tampan hari itu,..Mas Sofyan….
Ketika ku akan mendekapnya,..tiba-tiba terdengar suara kecil dari belakang tubuhnya yang kekar,…
" Papaaaaaa,…ec klim Paaa…" teriak bocah kecil menyebut Mas Sofyan dengan sebutan Papa, sungguh ku sangat terkejut,..
" Pa-Pa,…?" kataku mengeja kata Papa di depan Mas Sofyan dengan raut muka yang tak bisa ku gambarkan.
Ku lihat dibelakangnya Mami,..ya Mami,..Dia langsung mendekat merangkul dan mengucapkan selamat,..
" Selamat ya Bu Jaksa Agung,..!!" katanya sembari mencium pipi kakan kiriku.
" Makasih Mami,..tapi Mam,…siapa anak itu??" kataku dengan nada yang tak percaya dengan kata-kata anak kecil tampan mirip Mas Sofyan.

" Maafin Mas Dek Nada sayang, terserah Adek mau bilang apa saja kepada Mas, smuanya telah terjadi,..setelah kepulangan Adek dari rumah Mami dulu setelah acara perayaan ulang tahun Mami itu,.mami sudah tidak bisa lagi menyelamatkan perusahaannya tanpa bantuan Papa Melissa, akhirnya Mas dengan perasaan berat hati seminggu dari kepulangan Adek itu, Mas menikahi Melissa, dan Mas tidak memberi tahu Adek terlebih dahulu karena Mas sangat takut kuliah Adek terganggu dengan masalah ini,..Melissa ternyata mempunyai penyakit yang sangat ganas Dek, dia mempunyai penyakit Kanker Otak, dan telah di vonis hanya bisa bertahan hidup 2tahun lagi,..makanya  Papa Melissa melakukan cara apa saja untuk dapat membahagiakan putri satu-satunya itu di akhir sisa hidupnya. Dan memang Melissa pernah bilang kepada Papanya hal yang dapat membuat dia bahagia adalah dapat menikah dengan Mas, karena kita telah kenal mulai dari bangku kuliah, dan tanpa Mas ketahui diam-diam Melissa menyukai Mas,..maka dari itu secara kebetulan Persyaratan membantu perusahaan Mami dengan syarat menikahi Melissa bukan karena alasan yang dilandasi emosi saja Dek,..
dan alasan itu Mas ketahui ketika Melissa meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya setelah berhasil melahirkan Adam, anak yang tadi panggil Mas sebagai Papa nya itu,…Maafkan Mas dan Mami yang merahasiakan smuanya ini Dek,..Terserah sekarang Adek mau bagaimana sama Mas, yang terpenting rasa sayang Mas kepada Adek tetap seperti dulu,.." aku Mas Sofyan panjang lebar malam itu di rumahku di Magelang setelah selesai melaksanakan acara wisuda siang tadi di Jogjakarta di saksikan pula oleh Abah, Ummi dan Mami.
Seperti biasa ku diam seribu bahasa. Tertunduk dalam bisu,..tak ada kata yang dapat ku lafadzkan,.. suasana seperti ini mengingatkan ku dulu sewaktu pertama kali aku diminta persetujuan untuk menikah dengan Mas Sofyan. Ku beranikan untuk melihat mata Abah, disana terpancar kata-kata bijak yang sangat menyilaukan pandanganku. Ku tertunduk kembali,..ku pegang erat tangan Ummi,..disitu kuraskan hangatnya kasih sayangnya yang senantiasa memaafkan segala kenakalan yang kuperbuat. Ku lihat Mami,..seorang yang sangat semangat dalam hidupnya, senantiasa mandiri untuk bisa berhasil walaupun tanpa adanya sokongan dari pasangan hidupnya yang telah lebih awal dipanggil Tuhan, dia tertunduk dan diam membisu. Ku arahkan pandangan ini kepada Adam,..seorang bocah kecil yang lucu,..sibuk dengan mainannya dan tak mempedulikan orang disekitarnya, seorang bocah yang masih suci tanpa dosa, seorang bocah dari darah daging orang yang sangat ku sayangi, sangat mirip dengan suamiku, Mas Sofyan.
Dan kini ku diam,..ku ingat akan kalam Tuhan Yang Maha Pengampun,.. untuk sentiasa memaafkan orang-orang yang telah berbuat kesalahan,,,Allah saja yang Maha Kuasa akan segalanya dapat mengampuni orang-orang yang telah berbuat kesalahan. Dan disini aku?? Seorang hamba-Nya yang lemah, mengapa tidak bisa memberi maaf kepada suamiku sendiri??
ku ingat kisah Sayyidna Khadijah yang senantiasa setia mendampingi Rasulullah SAW dalam keadaan bagaimana pun,..
Air Mata kesucian menetes kembali,..Memang sakit terasa,..tapi,..semuanya telah terjadi,..dan itulah scenario Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala apa yang terjadi,..
Ku beranikan untuk mengangkat wajahku yang telah terguyur air mata,..
Dengan hati mengucap nama-Nya, ku ucapkan dengan jelas,..
" Mas,..Aku senantiasa menyayangimu,..dan memaafkanmu,.."


Heliopolis, 21 Maret 2008


    Pukul : 01.30, HelMa



                                                                                          

Comments

Anonymous said…
salam..
wah bagus banget helma cerpennya..ini sudah setarap dengan pipit senja....gimana bikinnya nih.
engga pake puasa dulu kan bikinnya..hehe
saya juga mau bikin cerpen ah judulnya " badai lautan antara kekuatan dan ketidakmampuan " ..:)
tunggu yah nanti terbitan saya di asbaqiyah asbaqiyah kesayangan anda..hehe
Alaikumsalam... hihi.. trimakasih banyak. ini hanyalah curahan apa yaa... g begitu mendasar buatnya, jadinya simple. inshaAllah sy tunggu ya.. Shukran!

Popular posts from this blog

Kerinduan

Wanita memang selalu ingin dimengerti, Wanita memang selalu ingin dipuji, Wanita memang selalu ingin dikasihi, Wanita memang selalu ingin disayangi, Wanita memang selalu ingin dicintai, Sayang, Ketahuilah bagaimana rasa sayang ini Ketahuilah bagaimana rasa cinta ini Ketahuilah bagaimana rasa rindu ini, Sayang ini sangat mendalam Cinta ini sangat menyatu dalam jiwa dan raga Rindu ini sangat menggebu,  Mengalir dalam darah Melebur dalam tulang dan rusuk kehidupan Menghembus dalam setiap nafas Sayang, Inginku kau tau itu Inginku kau mengerti itu Inginku kau selalu tau Bahwa aku selalu merindukanmu Bahwa aku selalu menanti kehadiranmu Bahwa aku selalu menunggu kedatanganmu Sungguh rindu ini, Sangat menyiksaku, Selalu dan selalu, Kan ku ucapkan selalu untukmu Really I love you Really I need you Really I miss you For my love hubby: I LOVE YOU Really I miss the time together

:: Being Model part.1 *Lady in Red* ::

Taken 21-04-2007 http://up2datetrimoda.com/ :: Summer style with eyeglasses ::

:: Puncak Kejenuhan ::

Ternyata hari ini aku kalah Kalah dengan segala apa yang telah menjadi ambisiku Aku rasa kemalasan telah menghantui Puncak kejenuhan ku temui Sebenarnya apa yang ku inginkan ?? Itulah pertanyaan mendasar yang harus aku jawab Setiap ku harus membuka mata di pagi hari Ku temui penyakit ganas muncul Penyakit yang sangat menggangguku Penyakit yang bisa menjalar jika kita tak mampu mengobatinya Ya, penyakit yang sangat kejam Penyakit yang dapat menghancurkan segalanya Ya, MALAS... Pagi buta ku harus bisa memerangi penyakit itu Harus bisa ku singkirkan dari tubuhku Sehingga aku bisa kembali berangan-angan Sehingga aku bisa kembali bermimpi Sehingga aku bisa kembali berusaha Sehingga aku bisa kembali mencoba Untuk gapai semua impianku Tapi pagi ini, Aku kalah dengan penyakit itu _________ ^_^ __________ Semoga hanya untuk hari ini saja. Males bangetttttttttttttttttttttttt!!! hikksss